Banjarsari, Pekalongan (27/07) – Toleransi adalah dasar dari keberadaan yang harmonis, menciptakan suasana saling menghormati dan menerima dalam keragaman. Khususnya, toleransi beragama berdiri sebagai cahaya harapan, memungkinkan individu dari berbagai kepercayaan untuk hidup berdampingan dan berkolaborasi secara damai. Merangkul dan membudayakan toleransi beragama di daerah-daerah yang berbagi keyakinan memiliki arti penting yang luar biasa. Secara umum memang Indonesia merupakan negara dengan keberagaman agama. Tetapi pada wilayah tertentu, hanya ada agama yang dianut oleh keseluruhan warganya. Ini pun terlihat di Desa Banjarsari yang memiliki potensi dimana masyarakat keseluruhan termasuk pada penganut agama Islam atau seorang muslim/mah. Meskipun mungkin tampak berlebihan di komunitas agama yang homogen, toleransi ini berfungsi sebagai pelindung dari dogmatisme dan ekstremisme. Oleh karenanya, Angelina Paqita Gabriel sebagai mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Pemerintahan mengadakan gelaran kegiatan program edukasi “Generasi Penuh Kasih: Toleransi #1” sebagai bentuk aplikasi dari ilmu yang didapatkan selama perkuliahan dan membantu untuk memberikan strategi pemahaman, dan empati terkait toleransi beragama memperkuat ikatan di dalam daerah-daerah ini, memperkuat koherensi sosial dan mencegah munculnya ideologi eksklusif. Seperti taman yang memerlukan perawatan yang tekun untuk berkembang, membudayakan toleransi beragama di dalam komunitas yang homogen memastikan masa depan di mana keyakinan bersama dan kehidupan berdampingan secara damai berkembang beriringan. Terlebih lagi yang menjadi peserta adalah anak-anak yang dapat dipupuk rasa cinta toleransinya agar menjadi inisiator generasi penuh kasih di masa mendatang.
Program tersebut terlaksana pada tanggal 27 Juli 2023 pukul 15.00 WIB – 16.00 WIB di TPQ Nurul Huda 2 dengan diikuti oleh 26 orang peserta dari santri/wati jilid 5 dan jilid 6 yang setara dengan usia 11 tahun -13 tahun. Kegiatan di mulai dengan perkenalan sekaligus mengisi pre test, lalu memaparkan presentasi melalui metode PowerPoint terkait definisi toleransi dan toleransi beragama, agama resmi di Indonesia beserta tempat ibadahnya, agama Islam dan toleransi, 3 unsur toleransi yang termasuk kepada adanya kebebasan untuk menganut agama, saling menghormati-menghargai keyakinan, dan mengakui hak orang lain yang berbeda agama. Selanjutnya, dibeberkan 4 pentingnya toleransi, dan contoh perilaku Toleransi beragama. Ditekankan bahwa baik secara nasional dan religius, toleransi beragama haruslah dilakukan dengan berkelanjutan serta tidak mengenal tempat, bentuk fisik, dan lainnya. Karena di dunia ini, terutama di Indonesia, keberagaman adalah realitas mutlak yang dapat berfungsi sebagai perekat bangsa sebab menyatukan, mendamaikan, mengamankan kehidupan yang ada di dalamnya.
Tak lupa juga diberikan video animasi yang mengimplementasikan toleransi beragama di kehidupan sehari-hari. selanjutnya dilakukan sesi games cerdas cermat sebagai bentuk post test yang berlangsung secara menyenangkan dan kompetitif dengan membagi menjadi 3 kelompok serta memberikan 10 pertanyaan terkait perilaku toleransi beragama, tokoh pemuka agama, dan lain sebagainya. Lalu, pembagian konsumsi-hadiah. Terakhir di tutup dengan sesi dokumentasi.
Demikian, output yang dihasilkan dari kegiatan ini ialah menambah pengetahuan peserta terkait agama dan toleransi beragama di Indonesia serta meningkatkan rasa pemenuhan diri untuk bisa melakukan toleransi, terutama toleransi beragama. Diharapkan kedepannya, peserta dapat menjadi aktor perubahan dimana mengedepankan toleransi dan menjadi bagian Generasi Penuh Kasih (GPK) sebagai bentuk outcome implementasi dari edukasi yang telah dilaksanakan. Tak lupa juga poster (dapat diakses melalui tautan berikut) yang diberikan adalah bentuk advokasi berkelanjutan bagi diri peserta agar dapat mengingat, menanamkan perilaku toleransi pun mengajak, mengajar yang lain agar semakin banyak yang ambil bagian menjadi GPK supaya kedepannya Indonesia dapat menjadi negara maju yang cinta perdamaian dan toleransi tanpa limitasi.
Penulis : Angelina Paqita Gabriel
0 Komentar