Di Balik Layar Pasukan Siber Sebuah Buku untuk Masa Depan Demokrasi yang Lebih Baik

Posted by Web Admin

Agustus 26, 2025

Jakarta, 24–25 Agustus 2025 – Kelompok Bidang Keilmuan (KBK) Teori Politik, Demokrasi, dan Media FISIP Undip bekerja sama dengan KITLV-Leiden University dan LP3ES menyelenggarakan acara Launching dan Bedah Buku berjudul “Pasukan Siber: Operasi Pengaruh dan Masa Depan Demokrasi Indonesia” di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta Pusat. Buku tersebut disusun oleh Bpk. Wijayanto, S.I.P., M.Si., Ph.D. dari Universitas Diponegoro, Prof. Ward Berenschot dari KITLV-Leiden University, Prof. Yatun Sastramidjaja dari University of Amsterdam, dan Dr. Kris Ruigjrok dari KITLV-Leiden University. Kegiatan ini menghadirkan akademisi, praktisi, media, dan lembaga demokrasi untuk mendiskusikan fenomena operasi pengaruh digital yang kian marak di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

Acara dua hari tersebut dibuka oleh sambutan dari Ketua LP3ES Bpk. Rahmat Bagja, Sambutan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Komunikasi Publik Universitas Diponegoro Bpk. Wijayanto, S.I.P., M.Si., Ph.D sekaligus selaku penulis buku dan Prof. Ward Berenschot dari KITLV-Leiden University. Inti sambutan ketiganya yakni menekankan pada pentingnya memperkuat demokrasi di era digital. Buku “Pasukan Siber” sendiri merupakan hasil riset kolaboratif yang mendalam, membahas bagaimana operasi pengaruh melalui media sosial, buzzer politik, hingga disinformasi dapat membentuk opini publik dan bahkan memengaruhi arah kebijakan politik. Dalam konteks demokrasi Indonesia, temuan-temuan ini menjadi penting untuk dipahami karena berkaitan langsung dengan kualitas proses demokrasi, transparansi, dan legitimasi politik nasional.

Diskusi panel dalam acara ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua Bawaslu Rahmat Bagja, Anggota KPU RI Betty Idores, Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini, Pemimpin Redaksi Kompas Yogi Arif Nugraha, Pemimpin Forum Satu Meja Budiman Tanuredjo, Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat, serta perwakilan Kedutaan Besar Belanda. Para narasumber mengupas secara kritis bagaimana “pasukan siber” bekerja secara terstruktur dan sistematis untuk memengaruhi wacana publik, sekaligus menyoroti tantangan yang dihadapi media, regulator, dan masyarakat sipil dalam menjaga kualitas demokrasi.

Kegiatan ini tidak hanya meluncurkan buku, tetapi juga menjadi ruang pertukaran ide lintas sektor. Para peserta yang terdiri dari akademisi, praktisi media, mahasiswa, dan pegiat demokrasi diberi kesempatan untuk berdialog langsung melalui sesi tanya jawab. Diskusi berjalan dinamis dengan menyinggung contoh nyata operasi pengaruh digital, serta solusi yang dapat ditempuh untuk meminimalisasi dampak negatif dari manipulasi informasi di ruang digital. Dengan demikian, acara ini berhasil mempertemukan beragam perspektif dalam merumuskan strategi memperkuat demokrasi di era digitalisasi.

Lebih dari sekadar acara akademik, peluncuran buku ini juga menjadi wujud nyata komitmen Undip untuk berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada aspek pendidikan berkualitas (SDG 4) dan kemitraan untuk mencapai tujuan (SDG 17). Melalui kegiatan ini, Undip memperluas jejaring riset internasional, meningkatkan reputasi akademik, serta menunjukkan konsistensi dalam mengarusutamakan nilai demokrasi, transparansi, dan keberlanjutan. Hal ini sekaligus mendukung pencapaian visi Undip menuju World Class University yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga relevan dengan isu-isu global.

Kegiatan Launching dan Bedah Buku “Pasukan Siber” ini menelaah mendalam mngenai demokrasi Indonesia yang dihadapkan pada tantangan serius akibat perkembangan teknologi digital. Namun, melalui kolaborasi antara universitas, lembaga riset, media, regulator, dan masyarakat sipil, harapan untuk menjaga kualitas demokrasi tetap terbuka. FISIP Undip berkomitmen untuk terus menjadi pusat kajian kritis sekaligus wadah kolaborasi dalam menjawab persoalan-persoalan strategis bangsa, sehingga demokrasi Indonesia dapat tumbuh lebih sehat, adaptif, dan berkelanjutan di tengah arus digitalisasi global.

@Government Studies News

0 Komentar

You cannot copy content of this page