Semarang, 4 Oktober 2025 – Berkolaborasi dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (FISIP UNDIP) menggelar seminar bertajuk “Peran Aktif Perempuan dan Santri Muda dalam Pencegahan Stunting dan Pernikahan Dini”. Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN, Prof. Budi Setiyono, M.Pol.Admin, Ph.D, serta tiga narasumber lain yakni Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih, S.H, Dosen sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Kebangsaan, Dr. Drs. Muhammad Adnan, M.A, serta Ketua Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama Kota Semarang, Hj. Istighfaroh, M.Pd.
Berakar dari persoalan kesehatan anak-anak di Indonesia, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Indonesia menyentuh angka 19,8 persen. Kendati mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, angka tersebut masih belum memenuhi target yang ditetapkan pemerintah sebesar 14 persen. Sejalan dengan persoalan stunting, pernikahan dini (perkawinan anak) menjadi realitas yang berkaitan erat dengan peningkatan risiko stunting pada generasi selanjutnya. Sebagai salah satu lembaga yang memiliki tugas dan wewenang dalam menangani persoalan tersebut, Kemendukbangga menggandeng FISIP UNDIP untuk memberikan edukasi atas pentingnya peran perempuan dan santri muda, dalam upaya pencegahan stunting dan pernikahan dini melalui kegiatan seminar tersebut.
Hadir sebagai Keynote Speech, Prof. Budi Setiyono, M.Pol.Admin, Ph.D menegaskan urgensi keterlibatan perempuan dan santri muda dalam pencegahan stunting menuju Indonesia Emas 2045. Pembangunan keluarga merupakan faktor kunci dalam memastikan sumber daya manusia unggul dan negara yang berkualitas. Oleh karena itu, sebagai calon Pasangan Usia Subur (PUS), pemuda harus teredukasi dengan baik dalam penyiapan kehidupan berkeluarga, serta perannya sebagai calon orang tua dalam menghasilkan generasi yang berkualitas. Sementara itu, Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih, S.H menekankan pentingnya kolaborasi multi stakeholder dalam pencegahan stunting, untuk Indonesia Emas 2045.
Dari perspektif perempuan dan akademisi, Dr. Drs. Muhammad Adnan, M.A, serta Hj. Istighfaroh, M.Pd menekankan perempuan dan kalangan santri memiliki peran yang sama dalam upaya pencegahan stunting dan pernikahan dini. Sebagai agen perubahan, kalangan santri memiliki peran edukatif dengan memberikan pendidikan sebaya terkait pencegahan stunting dan pernikahan dini, serta peran teladan dengan tidak menjadi bagian dalam praktik pernikahan dini. Sementara itu, peran aktif perempuan salah satunya melalui pemberdayaan sosial, dengan memberikan edukasi pemenuhan gizi seimbang bagi ibu hamil, bayi, serta balita.
Selain paparan dan diskusi mengenai pentingnya peran perempuan dan santri muda dalam pencegahan stunting dan pernikahan dini, dalam kegiatan tersebut dilakukan penandatanganan kerjasama antara FISIP UNDIP dengan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, dan BKKBN Provinsi Bali. Hal tersebut menunjukkan langkah nyata yang dilakukan oleh FISIP UNDIP, dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
![]() |
![]() |







0 Komentar