Semarang (03/08) – Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) mengadakan kuliah umum yang bertemakan “Jebakan Informal dalam Demokrasi Indonesia’’ pada Senin, 31 Juli 2023. Kegiatan ini diadakan secara hybrid di FISIP UNDIP. Acara ini turut dihadiri oleh Prof. Ward Berenshcot Professor guru besar antropologi politik, Universitas Amsterdam dan peneliti senior KITLV Leiden, Dr. Nur Hidayat Sardini, M.Si Ketua Departemen Poilitik dan Ilmu Pemerintahan FISIP Undip, Pembicara Dr. Dra. Fitriyah, M.A yang juga merupakan Dosen Departemen Politik dan Ilmu pemerintahan FISIP Undip. Kuliah Umum kali ini dimoderatori oleh Bangkit A. Wiryawan S, Ph.D, serta hadir pula dosen-dosen dan mahasiswa.
Kuliah Umum DPIP kali ini menjelaskan pendekatan baru untuk memahami tantangan yang dihadapi pemerintahan dan demokrasi di Indonesia sebagai masalah tindakan kolektif. Situasi di mana setiap aktor politik seakan “tersandra” oleh sesuatu yang ada di luar kuasa mereka. Dalam persoalan pelik politik uang, politisi merasa bahwa mereka harus melakukan praktik jual beli suara karena pemilih memang meminta. Politisi merasa khawatir jika kalah dalam pemilu. Hal ini mengingat kompetitor mereka juga melakukannya. Pemilih merasa harus “meminta” uang kepada politisi menjelang pemilu karena itu satu-satunya kesempatan untuk mendapatkan insentif dalam pesta demokrasi. Pengusaha merasa perlu untuk memodali politisi karena khawatir kebijakan politisi terpilih akan merugikan mereka.dan disinilah jebakan informal terjadi.
“Mungkin secara pribadi semua orang ingin perubahan tetapi semua orang punya insentif untuk tetapkan sistem apa yang ada sekarang dan itu yang dimaksud jebakan informal yang mana sulit keluar dari lingkaran tersebut. Intitusi informal kuat karena sangat membantu menaikan kesejahteraan warga dan juga salah satu asuransi atau jaminan sosial karena jika ada kesulitan bisa melalui institusi informal dan ada sistem yang sulit dikeluarkan di lingkaran tersebut.” Ujar Prof Ward.
Dr. Fitria selaku pembicara kedua di Kuliah Umum ini memberikan materi terkait informalitas Pilkada yang fokus pada Botoh atau pemodal politik uang.
“Botoh lebih dikenal dalam permainan judi dalam Pilkades. Botoh diyakini mampu mengatur menang kalahnya calon objek taruhan. Botoh dibutuhkan karena kebutuhan dana untuk poltik uang dalam jumlah besar disertai kepastian pengaruh elektoralnya yang menajadi pertimbangan calon,’’ Ujar Fitria.
Selanjutnya, Kuliah Umum ini diharapkan peserta dapat mempelajari berbagai pandangan dari Prof Ward atau narasumber lainnya, serta memperoleh gambaran terkait jebakan informal.
“Saya senang diskusi ini, mendidik pemilih itu penting, dan Saya kira Negara harus mengalokasikan anggaran yang cukup, kalo pemilih kita rasional semua akan berubah dan partai akan berubah,’’ Ujar Fitria.
0 Komentar