Jakarta, Februari–April 2025 – Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (FISIP Undip), Mochammad Jose Akmal, angkatan 2021, menjadi salah satu peserta terpilih dalam program Compulsory Traineeship di Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam. Selama tiga bulan, ia bergabung dengan tim Political, Press, and Information Section, yang merupakan salah satu bagian strategis dari delegasi diplomatik Uni Eropa yang beroperasi di Indonesia.
Penempatan magang ini dilakukan di kantor Delegasi Uni Eropa yang berlokasi di lantai 38 dan 39 Menara Astra, Jakarta. Dalam kesan pertamanya, Jose menyampaikan bahwa pemandangan dari lantai atas memang memukau, tetapi pengalaman kerja yang ia dapatkan jauh lebih berharga. “Sebagai trainee, saya mendapat kesempatan langsung untuk memahami bagaimana diplomasi internasional berjalan dari balik layar. Mulai dari menulis laporan isu-isu strategis, menganalisis data politik dan sosial, hingga ikut serta dalam kegiatan diplomatik bersama tokoh-tokoh penting di Indonesia,” ungkapnya.
Menurut Jose, pengalaman ini menjadi titik balik penting dalam memperluas wawasan akademik dan profesionalnya. Ia terlibat dalam pemantauan kebijakan, analisis kebijakan luar negeri, serta penyusunan materi komunikasi strategis yang digunakan dalam aktivitas diplomasi. “Saya juga berinteraksi langsung dengan pejabat pemerintah Indonesia, perwakilan organisasi masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, media, dan pemangku kepentingan lainnya,” tambahnya.
Dalam keterangannya, Jose menekankan pentingnya penguasaan bahasa Inggris dalam konteks kerja diplomatik. “Kemampuan berbahasa Inggris itu non-negotiable. Hampir seluruh komunikasi dilakukan dalam bahasa Inggris karena sebagian besar diplomat Uni Eropa tidak menggunakan Bahasa Indonesia. Maka dari itu, kemampuan berbicara, menulis, dan berpikir dalam bahasa Inggris mutlak diperlukan,” ujarnya.
Selain keterampilan teknis, Jose juga menyoroti pentingnya kesiapan mental dan sikap profesional dalam menghadapi ritme kerja institusi internasional. “Saya belajar banyak mengenai etika kerja, disiplin, dan gaya komunikasi profesional yang menjadi standar di lingkungan Uni Eropa. Bagi saya pribadi, ini adalah batu loncatan untuk mengasah kemampuan praktis dan memperluas jejaring internasional di bidang politik dan hubungan luar negeri,” katanya.
Ia juga berbagi pesan kepada rekan-rekan mahasiswa Ilmu Pemerintahan yang tertarik mengikuti program serupa. “Siapkan tiga hal: pertama, penguasaan bahasa Inggris yang mumpuni; kedua, kemampuan analisis data dan pemahaman terhadap isu sosial-politik; dan ketiga, mental baja. Dunia diplomasi bukan hanya soal seremoni dan pertemuan mewah, tapi juga soal strategi, akurasi data, dan kerja keras.”
Program magang ini merupakan bagian dari upaya Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Undip dalam memberikan akses kepada mahasiswanya untuk merasakan langsung atmosfer kerja di institusi internasional, sekaligus mendorong lahirnya lulusan yang kompeten secara global. Kehadiran mahasiswa Ilpem dalam institusi diplomatik seperti Uni Eropa menjadi bukti bahwa pendidikan politik tidak hanya relevan secara lokal, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam konteks global.
Semoga pengalaman Jose menginspirasi mahasiswa lainnya untuk berani melangkah dan memanfaatkan peluang magang internasional sebagai bagian dari perjalanan akademik dan karier.
0 Komentar