Menumbuhkan Kepedulian Terhadap Lingkungan Alam Melalui “Mangrove for Future 2022”

Agustus 12, 2022

Para relawan Mangrove for Future 2022 di Pantai Mangunharjo

Semarang, 28 Juli 2022 – Tahun ini, Organisasi Mahasiswa FISIP Universitas Diponegoro kembali berkontribusi kepada alam melalui program Mangrove for Future pada hari Sabtu, 23 Juli 2022. Dalam program yang diinisiasi oleh BEM FISIP Undip ini, para relawan menanam bibit mangrove di pesisir Pantai Mangunharjo, Mangkang Wetan, Kel. Mangunharjo, Kec. Tugu, Semarang. Mangrove for Future merupakan manifestasi dari perhatian mahasiswa FISIP Undip mengenai pentingnya mangrove di kawasan pesisir.

Melalui program ini, mahasiswa dapat bergerak dan berkontribusi secara aktif dalam menjaga lingkungan. “Tujuan dari dilaksanakannya Mangrove for Future sendiri sebenarnya berasal dari keadaan atau kondisi pesisir Kota Semarang yang saat ini yang sangat perlu perhatian. Beberapa waktu yang lalu, sempat (terjadi) kejadian banjir rob, kemudian persoalan climate change yang juga perlu benar-benar diperhatikan. Bahkan, permukaan tanah pesisir Kota Semarang per tahunnya bisa turun sebanyak 10-15 cm. Jadi, penanaman mangrove ini tujuan utamanya untuk menanggulangi erosi, mencegah abrasi, mencegah penurunan tanah, dan sebagai ajang kita sebagai mahasiswa untuk bisa lebih peduli terhadap lingkungan alam tempat kita tinggal,” ungkap Furia Hera Wati selaku Kepala Bidang Pengabdian Masyarakat BEM FISIP Undip 2022.

Mangrove for Future tahun ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. PT Djarum Indonesia turut berkontribusi dalam program ini dalam hal pengajuan permohonan 1000 bibit mangrove. Sedangkan, bibit mangrove yang ditanam dipasok oleh Kelompok Tani Mangrove Lestari yang diketuai oleh Bapak Sururi. Dalam proses penanamannya, para relawan dibimbing oleh Kelompok Tani Mangrove Lestari.

Pada hari pelaksanaan, para relawan Mangrove for Future mulai berangkat ke lokasi penanaman mangrove pada pukul 07.30 WIB. Sebagian perjalanan harus ditempuh dengan berjalan kaki karena medan yang dilalui tidak dapat dilewati oleh motor sehingga para relawan baru mulai menanam pada pukul 09.30 WIB. Sebelum mulai menanam, para relawan diberi pembekalan mengenai cara menanam mangrove oleh kelompok tani. Mereka saling berbagi tugas dalam menanam mangrove. Ada yang menanam di laut, ada yang menanam di darat, dan ada yang mengestafetkan bibit mangrove. Semua bibit mangrove, sejumlah 1000 banyaknya, selesai ditanam pada pukul 12.00 WIB.

Proses penanaman bibit mangrove

Selain dukungan dari banyak pihak, Mangrove for Future juga mendapatkan respons positif dan antusiasme yang tinggi. Sebanyak 52 orang berpartisipasi dalam menanam bibit mangrove yang meliputi BEM FISIP Undip, Forum Lingkar Pengabdian Masyarakat se-FISIP Undip, dan mahasiswa non-organisasi. Kesempatan untuk berperan aktif menjaga lingkungan dibuka melalui Open Volunteer untuk mahasiswa FISIP, di mana 19 orang di antara keseluruhan peserta adalah mahasiswa non-organisasi. Tujuannya adalah untuk menjadikan kegiatan pengabdian yang lebih inklusif untuk seluruh mahasiswa FISIP, terutama bagi mereka yang tidak tergabung dalam organisasi, agar dapat merasakan turun ke lapangan langsung melalui kegiatan sosial seperti ini. Tingginya antusiasme turut memperlancar keberlangsungan program ini.

Kelompok Tani Mangrove Lestari mengapresiasi pelaksanaan program Mangrove for Future karena inisiasi baik yang telah dilakukan untuk membantu menjaga pesisir Kota Semarang melalui gerakan menanam bibit mangrove. Sebab, keberadaan mangrove sangatlah berarti bagi warga Mangunharjo yang hidup sangat dekat dengan pesisir. Penanaman mangrove telah menolong lingkungan tempat tinggal mereka untuk menahan arus laut, menyerap gas karbon dioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2), serta menyediakan tempat hidup berbagai macam biota laut seperti ikan-ikan kecil untuk berlindung dan mencari makan.

Penyerahan sertifikat kepada Kelompok Tani Mangrove Lestari melalui Bapak Sururi

“Dengan penanaman 1000 bibit mangrove ini, kami berharap semoga mangrove yang telah ditanam mengalami pertumbuhan yang baik dan tidak menjadi sia-sia. Setelah 5-10 tahun bertumbuh, ke depannya mangrove dapat mencegah arus ombak laut yang besar dan bisa menjadi habitat biota laut kecil-kecil serta menciptakan hutan mangrove di wilayah tersebut untuk memperkaya oksigen. Bukan hanya itu saja, penanaman mangrove yang dilakukan ini juga harapannya dapat membuat pihak-pihak lain ikut sadar dan memberikan kontribusi kebermanfaatan mengenai mangrove, di mana hal ini merupakan aksi peduli terhadap alam yang semakin rusak dan berkurang sehingga nantinya dapat berimbas ke lingkungan sosial untuk kesejahteraan dan kenyamanan masyarakat di masa depan,” jelas Raden Aditya Permana Agung selaku ketua pelaksana Mangrove for Future 2022. (Gracelline C. by Humas BEM FISIP Undip 2022)

@Government Studies News

0 Komentar